Banner Program Pendidikan Bencana Perlu Masuk Kurikulum

Letak geografis wilayah Indonesia yang dilalui oleh deretan gunung berapi mengakibatkan wilayah Indonesia rentan bencana terutama gempa bumi. Oleh karena itu, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) bekerja sama dengan Japan International Coorporation Agency (JICA) melakukan pengembangan program pendidikan kebencanaan untuk meningkatkan kesiagaan masyarakat terhadap bencana untuk mengurangi resiko bencana.

Menurut Community Preparedness LIPI, Irina Rafliana, tingkat siaga bencana masyarakat saat ini masih tergolong rendah sehingga perlu diintensifkan dengan adanya pendidikan siaga bencana. Salah satu bentuk konkretnya adalah membuat model pendidikan bencana masuk ke dalam kurikulum setiap sekolah di Indonesia. Hingga saat ini, baru sedikit sekolah yang menerapkan pendidikan bencana, khususnya sekolah yang pernah menjadi korban gempa.

"Pendidikan bencana ini perlu sekali dimasukkan dalam kurikulum sekolah, misalnya disisipkan dalam mata pelajaran tertentu. Selain itu, pendidikan bencana ini juga bisa langsung disimulasikan dalam kegiatan siswa seperti, pramuka atau palang merah remaja. Tidak hanya sekolah yang pernah kena gempa tapi setiap sekolah." ucap Irina Rafliana ketika jumpa pers di Kantor LIPI, Jl. Raden Saleh 43, Jakarta Pusat, Senin (22/3/2010).

Untuk ke depannya, Irina berharap adanya sekolah siaga bencana yang ditujukan untuk masyarakat agar pengetahuan masyarakat tentang siaga bencana semakin bertambah. "Jadi, tidak hanya di sekolah saja ada pendidikan tentang bencana melainkan masyarakat umum juga bisa mendapatkan pendidikan bencana ini," katanya.

Pendidikan bencana ini sendiri meliputi peningkatan pengetahuan masyarakat siaga bencana dan tanggap darurat, sistem peringatan dini, peraturan yang harus diikuti dan kemampuan mobilisasi masyarakat saat bencana.


Sumber: sains.kompas.com

0 komentar:

Posting Komentar