Perguruan Tinggi masih Ragukan Kualitas UN

Rencana penerapan sistem integrasi hasil ujian nasional (UN) dalam seleksi masuk perguruan tinggi negeri (SMPTN) masih mendapat tentangan keras dari kalangan perguruan tinggi.
Hal ini dikemukakan Menteri Pendidikan Nasional Muhammad Nuh saat berdialog dengan Wakil Presiden Boediono bersama komunitas pendidikan Kalimantan Barat di Pontianak, Sabtu (27/3). Mendiknas mengungkapkan perguruan tinggi masih meragukan standardisasi soal dan kualitas pelaksanaan serta hasil UN.

Keraguan itu muncul karena selama ini mereka tidak pernah dilibatkan secara penuh dalam pembuatan soal dan pengawasan pelaksanaan UN. "Untuk itulah, secara bertahap, kami mulai melibatkan perguruan tinggi. Sejak dari pembuatan soal, pengawasan, serta pengoreksian nilai," kata Mendiknas.

Mantan Rektor Institut Teknologi Surabaya (ITS) itu berharap, keterlibatan perguruan tinggi tersebut dapat memupus keraguan terhadap kualitas UN, sehingga nilai ujian akhir itu bisa digunakan untuk masuk ke perguruan tinggi. "Mudah-mudahan tidak lama lagi sistem pendidikan dasar dan menengah dapat terintegrasi dengan pendidikan tinggi," ujarnya.

Terkait dugaan kebocoran soal UN yang merebak di sejumlah daerah, Mendiknas menegaskan pihaknya siap menjatuhkan sanksi bagi pelaku. Mendiknas tidak menjelaskan secara rinci mengenai sanksi yang dimaksud. Ia hanya mengatakan sanksi yang akan dijatuhkan itu disesuaikan dengan bentuk dan tingkat pelanggaran.

"Namun, UN tetap akan berjalan (diberlakukan) meskipun terdapat kekurangan. Kekurangan itu akan kami pelajari, koreksi, dan disempurnakan lagi," tegasnya.


Sumber: www.mediaindonesia.com

0 komentar:

Posting Komentar